Home »
» HIBURAN MENJELANG LEBARAN
HIBURAN MENJELANG LEBARAN
ANTARA CINTA DAN BUKAN CINTA
Apakah telapak tanganmu berkeringat dan jantungmu berdetak cepat saat berada di dekatnya?
ITU BUKAN CINTA, ITU SUKA...
Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?
ITU BUKAN CINTA, ITU NAFSU...
Apakah kamu mengatakan padanya bahwa setiap hari dialah satu2nya orang yang kamu pikirkan?
ITU BUKAN CINTA, ITU DUSTA..
Apakah kamu menerima segala kesalahannya dan kekuranganya karena itulah bagian dari dirinya?
BARULAH ITU CINTA...
Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakitimu?
BARULAH ITU CINTA...
Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi baik saat gembira maupun sengsara?
BARULAH ITU CINTA...
(Berdasarkan posting: Wasito Djati Pribadi)
SALDO TINGGAL 1jt BISA AMBIL 4jt
Cara ini ditemukan dengan tidak sengaja 2 hari yg lalu oleh seorang teman...
=> masukkan kartu ATM anda ke mesin ATM.
=> masukkan kode pin anda.
=> Tekan tarik tunai.
=> Pilih nominal yg anda inginkan.
=> Kemudian mesin ATM akan mulai bunyi menghitung.
=> Nah pada saat mesin ATM menghitung tekan "enter" sebanyak yang anda inginkan uang yg akan keluar tetapi maksimal 4x saja.
Sebagai contoh: saat anda pertama kali pilih nominal 1 juta maka jika di enter 2x pada saat mesin sedang menghitung maka akan keluar 2jt. Jika di enter 3x maka akan keluar 3jt. Jika di enter 4x maka akan keluar 4jt.
Ini sudah dibuktikan teman dan berhasil DALAM MIMPINYA 2 hari yg lalu ...
(Berdasarkan posting: Ghuzilla Humeid)
PROYEK PALING SPEKTAKULAR
Menurut catatan Guiness Book of Record ada tiga proyek paling spektakuler di dunia:
1. Proyek Pembangunan Tembok Cina yang memakan waktu 573 tahun.
2. Proyek Pembangunan Pyramida Mesir yang dilakukan selama 730 thn
Tapi yang paling top adalah :
3. Proyek perbaikan Jalan Pantura menjelang mudik lebaran yang dilakukan sepanjang masa -- sampai kiamat.
(Berdasarkan posting: Wasito Djati Pribadi)
NASRUDDIN HOJA SEBAGAI PESURUH
Nasruddin Hoja pernah bekerja pada seorang saudagar yang kaya raya, tetapi seperti biasanya ia mendapatkan kesulitan dalam pekerjaannya. Suatu hari si majikan memanggilnya, lalu berkata.
“Nasruddin,“ katanya. “Kau ini sejatinya baik, sayangnya lamban sekali. Kamu tidak pernah mengerjakan satu pekerjaan selesai sekaligus. Kalau kau kusuruh beli tiga butir telor, kau tidak membelinya sekaligus. Kau pergi ke warung, kemudian kembali membawa satu telor, kemudian pergi lagi, balik lagi membawa satu telor lagi dan seterusnya, sehingga untuk membeli tiga butir telor saja kamu pergi ke warung tiga kali.”
“Maafkan saya, Tuan.” Sesal Nasruddin Hoja, “Saya berjanji tidak akan melakukannya sekali lagi. Seperti yang Tuan inginkan, saya akan mengerjakan sekaligus apa yang harus saya kerjakan supaya tidak mengulangi pekerjaan berkali-kali.”
Beberapa waktu kemudian sang majikan itu jatuh sakit. Ia pun menyuruh Nasruddin untuk memanggil dokter, Nasruddin segera bergegas pergi, tak berapa lama kemudian Nasruddin kembali, ternyata ia tidak hanya membawa seorang dokter tetapi juga beberapa orang lainnya.
“Dokter sudah datang, Tuan, dan yang lain-lain pun sudah datang juga.” Katanya ketika memasuki kamar si bos.
“Yang lain-lain siapa?” balas Tanya saudagar itu dengan heran. “Bukankah aku hanya mintamu untuk memanggil seorang dokter saja?”
“Begini Tuan!” jawab Nasruddin, “Dokter biasanya menyuruh kita minum obat, jadi saya membawa tukang obat sekalian. Dan tukang obat itu tentunya membuat obatnya dari bahan yang bermacam-macam dan saya juga membawa orang yang berjualan bahan obat-obatan. Saya juga membawa penjual arang, karena biasanya obat itu direbus dahulu, jadi kita memerlukan tukang arang. Dan mungkin juga Tuan tidak sembuh dan malah mati, jadi saya bawa sekalian tukang gali kuburan.”
(Berdasarkan posting: Sudi Purwono Baru)
NASRUDDIN HOJA SEBAGAI PENYELUNDUP
Ada kabar angin bahwa Nasruddin Hoja berprofesi juga sebagai penyelundup. Maka setiap melewati batas wilayah, penjaga gerbang menggeledah jubahnya yang berlapis-lapis dengan teliti. Tetapi tidak ada hal yang mencurigakan yang ditemukan. Karena untuk mengajar, mullah Nasruddin memang sering harus melintasi batas wilayah.
Suatu malam, salah seorang penjaga mendatangi rumahnya. "Aku tahu, Mullah, engkau penyelundup. Tapi aku menyerah, karena tidak pernah bisa menemukan barang selundupanmu. Sekarang, jawablah penasaranku; apa sih sebenarnya yang engkau selundupkan?"
"Jubah," kata Nasruddin.
(Berdasarkan posting: Sudi Purwono Baru)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar