<div style='background-color: none transparent;'></div>

HumOr Edisi 21 Tahun Kedua, September 2013

HumOr Edisi 21 Tahun Kedua, September 2013
Komedi Manusia - GM Sudarta (Oil on Canvas)






Dari kami WAKIL RAKYAT

Senin, 17 Juni 2013


Disampaikan kepada Rakyat Indonesia di manapun berada,
bahwa sehubungan dengan pemberitaan yang terus memojokkan kami sebagai Wakil Rakyat, dan kami selalu dihujat,

maka dengan ini disampaikan bahwa kami selaku Wakil Rakyat sesungguhnya telah menjalankan amanah kami dengan baik dalam mewakili rakyat Indonesia :

Rakyat mau kaya,
sudah kami wakili.

Rakyat mau mobil mewah,
sudah kami wakili.

Rakyat mau rumah mewah,
sudah kami wakili.

Rakyat mau gaji besar,
sudah kami wakili.

Rakyat mau pelesir ke Luar Negeri,
sudah kami wakili.

Rakyat mau menikmati jamban yang nyaman dan mewah,
sudah kami wakili.

Jadi semua yang merupakan bentuk harapan akan kesejahteraan hidup sesungguhnya sudah terwakili.

Maka dari itu, kami selaku Wakil Rakyat mengharapkan agar rakyat dapat tetap tenang dan menghentikan aneka hujatan sebagaimana yang dilakukan selama ini.

Terima kasih




(Wasito Djati Pribadi)

Continue Reading | komentar

ORANG INDONESIA ITU HEBAT


1. Orang PALEMBANG yg gemar makan KAPAL SELAM (pempek)
2. Orang JAWA yg kuat banget makan BETON (biji nangka)
3. Orang BETAWI yg demen makan ROTI BUAYA
4. Orang BANDUNG apalagi euy, doyan makan BATA GORENG (batagor)
5. Orang SURABAYA juga gak mau kalah, setan aja dimakan (SETAN RAWON)
6. Orang PARIGI (sulteng) malah doyan makan PALU Butung.
7. Kalo orang YOGYA malah berani banget makan oseng2 MERCON.
8. Orang SAMARINDA (kaltim) lebih ganas lagi, makanannya kerupuk KUKU MACAN (amplang).
9. Kalo orang BEKASI gak mau ketinggalan, makanannya kue AKAR KELAPA
10. Kalo orang MAGELANG juga gak mau ketinggalan, mereka suka makan bakso GRANAT

Dan yang paling hebat para binatangpun tak mau ketinggalan.

TIKUS TIKUS di INDONESIA juga suka makan DUIT RAKYAT baik yang KERTAS maupun yang RECEHAN.

(Wasito Djati Pribadi)
Continue Reading | komentar

Eloknya Istilah Dua Bangsa

Sekedar perbandingan saja.

INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM

MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh

INDONESIA : Kementerian Agama

MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa ... (oh please....)

INDONESIA : Angkatan Darat

MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi (Kalau angkatan Laut hentak2 air kali yaa?)

INDONESIA : Angkatan Udara

MALAYSIA : Laskar Angin-Angin

INDONESIA : 'Pasukaaan bubar jalan !!!'

MALAYSIA : 'Pasukaaan cerai berai !!!' (Gawat!!)

INDONESIA : Merayap

MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi (bagaimana coba ?)

INDONESIA : rumah sakit bersalin

MALAYSIA : hospital korban lelaki (bener juga sih...)

INDONESIA : telepon selular

MALAYSIA : talipon bimbit

INDONESIA : Pasukan terjun payung

MALAYSIA : Aska begayut

INDONESIA : belok kiri, belok kanan

MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan (kalo breakdance apaan?)

INDONESIA : Departemen Pertanian

MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam

INDONESIA : 6.30 = jam setengah tujuh

MALAYSIA : 6.30 = jam enam setengah

INDONESIA : gratis bicara 30 menit

MALAYSIA : percuma berbual 30 minit

INDONESIA : tidak bisa

MALAYSIA : tak boleh

INDONESIA : WC

MALAYSIA : tandas

INDONESIA : Satpam/sekuriti

MALAYSIA : Penunggu Maling (ngarep banget di malingin ya sampe ditungguin)

INDONESIA : Aduk

MALAYSIA : Kacau

INDONESIA : Di aduk hingga merata

MALAYSIA : kacaukan tuk datar

INDONESIA : 7 putaran

MALAYSIA : 7 pusingan

INDONESIA : Imut-imut

MALAYSIA : Comel benar

INDONESIA : pejabat negara

MALAYSIA : kaki tangan negara

INDONESIA :bertengkar

MALAYSIA : bertumbuk

INDONESIA : pemerkosaan

MALAYSIA : perogolan

INDONESIA : Pencopet

MALAYSIA : Penyeluk Saku (nah loe, emang nyopet saku doang???)

INDONESIA : joystick

MALAYSIA : batang senang (maksudnya..??)

INDONESIA : Tidur siang

MALAYSIA : Petang telentang (kalo tidur malem "gelap tengkurep" donk)

INDONESIA : Air Hangat

MALAYSIA : Air Suam

INDONESIA : Terasi

MALAYSIA : Belacan

INDONESIA : Pengacara

MALAYSIA : Penguam

INDONESIA : Sepatu

MALAYSIA : Kasut

INDONESIA : Ban

MALAYSIA : Tayar

INDONESIA : remote

MALAYSIA : kawalan jauh

INDONESIA : kulkas

MALAYSIA : peti sejuk (kalo peti mati jadi apa ya????)

INDONESIA : chatting

MALAYSIA : bilik berbual

INDONESIA : rusak

MALAYSIA : tak sihat

INDONESIA : keliling kota

MALAYSIA : pusing pusing ke bandar

INDONESIA : Tank

MALAYSIA : Kereta kebal (disuntik kale..???)

INDONESIA : Kedatangan

MALAYSIA : ketibaan (untung bukan ketibanan)

INDONESIA : bersenang-senang

MALAYSIA : berseronok

INDONESIA : bioskop

MALAYSIA : panggung wayang (nah ... jaman layer tancep nih)

INDONESIA : rumah sakit jiwa

MALAYSIA : gubuk gila (bener juga ...)

INDONESIA : dokter ahli jiwa

MALAYSIA : Dokter gila (lha spesialisnya apa ?)

INDONESIA : narkoba

MALAYSIA : dadah

INDONESIA : pintu darurat

MALAYSIA : Pintu kecemasan

INDONESIA : hantu pocong

MALAYSIA : hantu Bungkus (pesen satu donk bang!!!)

(Ghuzilla Humeid)
Continue Reading | komentar

Naik-Tidak-Naik-Tidak...Jlegerrrrrr!


Kartun GM Sudarta - Kompas

Continue Reading | komentar

Quo Vadis Pemberantasan Korupsi?

Selasa, 11 Juni 2013


Kartun Ibnu Thalhah

Continue Reading | komentar

Lelucon Gemblung Koplak

Kartun Ahmad Antawirya

CARA BERPIKIR YANG DISUKAI

Anto duduk di bangku ditanya oleh Bu Fany, gurunya :

Bu Fany : “Anto, ada 5 bebek yang sedang mencari makan di sawah. Kalo ditembak pemburu kena satu tinggal berapa?”
Setelah berpikir sejenak Anto menjawab, “Gak ada sisanya Bu....”
Bu Fany bertanya, “ Lho kok, kenapa gak ada sisanya?”
“Yang lain terbang semua karena kaget Bu,” jawab Anto.
Bu Fany tersenyum bijak dan berkata, “Yah sebetulnya bukan itu jawabannya, tapi saya suka cara berpikir kamu.....”

Anto tidak mau kalah ganti bertanya kepada ibu Fany : “Ada tiga wanita sedang makan es krim, satu makannya dikunyah, satu digigit-gigit, dan yang terakhir dijilat-jilat. Pertanyaan saya Bu, wanita mana yang sudah menikah ?”

Tanpa berpikir panjang Bu Guru Fany menjawab, “Yaaah tentu yang menjilat-jilat, Anto.”
Anto sambil tersipu menyampaikan jawabannya, “Bukan itu Bu, yang sudah menikah tentu yang pakai cincin kawin, tapi saya juga suka cara berpikir Ibu ....”
(
Wasito Djati Pribadi)



BERDOA YANG BENAR

Met pagi saudara2ku. Selamat liburan Isra Mi'raj. Hati-hati kalau berdoa ya, jangan sampai salah …

“Ya Tuhan, jadikan aku orang yang cuma dengan kipas-kipas saja uang mendatangiku!”
Cliiiing...!!!....
...3th kemudian ia jadi penjual sate..

“Ya Tuhan, jadikan aku orang yang hanya dengan duduk menggerak-gerakkan kaki bisa dapat rezeki!”
Cliiiing...!!!....
...5th kemudian ia jadi penjahit !

“Ya Tuhan, jadikan aku orang yang hanya dengan duduk diam uang mendatangiku!”
Cliiiing...!!!....
...6th kemudian ia jadi penjaga toilet umum di terminal!

“Ya Tuhan, jadikan aku yang memerintah orang kaya! Jadikan aku hambaMu yang bisa mengatur mereka dengan leluasa dan kuasa!”
Cliiiing...!!!....
...5th kemudian ia jadi tukang parkir!

“Tuhan, jadikan aku orang yang berwibawa, tatapanku disegani orang, setiap yang bertemu merasa sungkan!”
Cliiiing...!!!....
...4th kemudian ia jadi debt collector!

“Ya Tuhan, jadikan hambaMu ini seorang yang punya banyak pengikut. Kemana hambaMu ini melangkah, pengikutku selalu menaatiku...
Cliiiing...!!!....
...6th kemudian ia jadi pengangon bebek.
(Wasito Djati Pribadi)



SUP TERMAHAL DI DUNIA


Suatu hari Andi mengajak teman-temannya makan di salah satu restoran terkenal. Setelah selesai dan saat akan membayar, tak lupa dia memeriksa cermat bonnya. Betapa terkejutnya ketika ia melihat satu jenis makanan yang harganya luar biasa mahal dibanding yang lain. “Mahal sekali harga sup di sini,” komentarnya. Dia berpaling kepada teman-temannya, “Siapa sih tadi yang pesan sub total?”(Wasito Djati Pribadi)


ASAL MUASAL NAMA

Perbincangan kita masih perihal asal muasal sebuah nama. Ini omong-omong antara seorang Bule dan teman kita orang Indonesia.

Bule: “What is your last name?”
Indonesia: “You don’t know”.

Bule: “Of course I don’t know, that’s why I ask you... And what is your first name?...”
Indonesia: “I am sorry”.

Bule: “Hey,... you don’t have to say sorry... And your middle name?”
Indonesia: “...Funny”.

Akhirnya si Bule bingung setengah mati...

Eh,...ternyata teman kita itu namanya “Amsori Fani Yudono”
(Wasito Djati Pribadi)



SABET MANUKE


Ono bule numpak andhong nang Yogya barengan karo wong Jowo sing dadi guide. Pas neng dalan, Ndilalah jarane mogok lan ndeprok.
Guide sing wis pengalaman numpak andhong mbengok ngabani kusir : "Pak! sabet manuke... sabet manuke..."
Kusire trus nyabet manuke jaran, langsung jaran ngadeg lan mlayu meneh.
Liyo dino si bule numpak meneh mung bedo andhonge, dhewean ra nganggo guide. Ndilalah nang tengah dalan jarane mogok lan ndeprok meneh.
Si bule keminter, sok tahu, bengok bengok ngabani kusir: "Pak! sabet manuke! sabet manuke!"
Kusire mung meneng wae. Si bule tambah bengok-bengok : "Sabet manuke! sabet manuke!"
Kusir andhong nesu: "SABET MANUKE, SABET MANUKE... SABET MANUKMU DHEWE KUWI... JARANKU IKI JARAN WEDOK, NDHUL!!!!

(Tris Sakeh)
Continue Reading | komentar

Waspada Bom Waktu Indonesia

Sabtu, 08 Juni 2013


Kartun GM Sudarta - KOMPAS

Continue Reading | komentar

Selingan Saat Sela

Jumat, 07 Juni 2013

Continue Reading | komentar

Bestialisasi Korupsi

Sabtu, 01 Juni 2013



 
Sindhunata
Oleh Sindhunata
 
Padamu negeri,
kujanjikan kebohongan,
kubaktikan keserakahan,
kusujudkan kepalsuan.

Kata-kata di atas dibuat oleh penulis untuk merespons lukisan 13 pelukis senior yang tergabung dalam Kelompok Cibubur Art. 

Para pelukis tersebut—antara lain Haris Purnomo, Bonyong Munny Ardhie, Umbu Tanggela, Hari Budiono, dan Bambang Sudarto—merasa gerah atas situasi sosial-politik akhir-akhir ini, lebih-lebih terkait masalah korupsi. Mereka ingin membuat karya bersama. Namun, mereka merasa belum punya ide dan simbol yang bisa mengikat mereka untuk menumpahkan kegerahan dan kegeramannya.

Akhirnya mereka sepakat untuk merespons artikel ”Negeri Para Celeng” (Kompas, 31 Mei 2011). Lalu jadilah sebuah lukisan besar, terdiri atas tiga panel, yang akan dipamerkan awal Desember ini di Jakarta. Lukisan itu menggambarkan manusia-manusia yang merangkak, membungkuk, dan bersujud-sembah. Format sujud mereka membentuk postur-postur celeng. Tapi sudah tiada lagi kelihatan rupa celeng di sana, yang ada adalah manusia- manusia yang tidak merasa lagi dirinya adalah celeng, walau perilakunya seperti celeng: perilaku yang tak tahu malu, hedonis, serakah, dan rakus.

Lebih dari satu dekade, dunia seni rupa sempat dibayang-bayangi oleh ’celeng’-nya perupa Djokopekik. Sekarang celeng Djokopekik itu sudah tiada. Ia menjelma jadi manusia-manusia: laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda. Tak kelihatan lagi muka celeng. Yang kelihatan muka manusia-manusia berdasi, perempuan seksi, anak-anak, manusia yang bersujud-sembah. Semua menampilkan selera serakah, rakus, dan penuh nafsu.

Mengancam kemanusiaan
Kebohongan, keserakahan, dan kepalsuan adalah ”bawah sadar” di balik korupsi, yang habis-habisan menggerogoti bangsa ini. ”Bawah sadar” itu sedemikian kuat berakar dalam diri para pelaku korupsi, sampai ”bawah sadar” itu menjadi semacam naluri yang harus ditaati dan dituruti. Korupsi telah menggerogoti nurani manusia, dan mendegradasikannya jadi sekadar naluri yang tak tahu malu, meski dirinya bohong, serakah, dan palsu. Untuk tidak mengatakan ”manusia telah menjadi binatang”, mitos Jawa mempunyai kata ”celeng” bagi orang yang hanya menuruti naluri keserakahannya itu.

Untuk memperjelasnya, meminjam istilah Peter Sloterdijk, korupsi yang menggerogoti nurani manusia itu adalah semacam bestialisasi atau pembinatangan manusia. Bestialisasi terang-terangan mengancam sivilisasi. Memang tak mungkin peradaban dibangun jika masyarakat kita digerogoti bestialisasi warganya dengan terus-menerus korupsi, tanpa nurani lagi. Jika demikian, dalam waktu dekat masyarakat kita akan ambruk, seperti ambruknya Jembatan Kartanegara Mahakam yang, walaupun menelan biaya miliaran rupiah, ternyata sangat rapuh.

Korupsi sebagai bestialisasi juga mengancam sendi-sendi humanisme. Dana pendidikan disunat sehingga terganggu pula cita-cita pencerdasan dan pembangunan karakter bangsa yang diharapkan untuk membuat bangsa ini makin human. Dana untuk orang miskin dikorup sehingga makin menderitalah kaum tak berada yang sebenarnya berhak mendapatkan bantuan negara. Pengadilan kasus korupsi kelihatan menginjak-injak rasa keadilan masyarakat sehingga makin tak acuhlah masyarakat terhadap kewibawaan hukum, yang sebenarnya amat diperlukan untuk membangun humanisme masyarakat.

Lewat kelihaian dan trik-trik korupsi, partai-partai politik tampak memperkaya pundi-pundinya sehingga tiadalah fairness dalam demokrasi, di mana nilai-nilai kemanusiaan ingin ditegakkan. Praktik korupsi juga terus-menerus membentuk kita jadi manusia suka berdusta, munafik, dan palsu. Di wilayah agama, korupsi bahkan bisa menipu orang untuk tampak saleh, walau telah menilep uang negara.

Jelas, sebagai bestialisasi, korupsi adalah potensi barbaristis bagi humanisme. Humanisme akan runtuh karena korupsi. Karena lewat korupsi, manusia diam-diam dibestialisasikan setiap hari, dalam segala aspek dan aktivitas kehidupannya. Maka korupsi adalah hama bagi kemanusiaan, seperti celeng adalah hama bagi petani. Yang dimakan dan dilahap oleh korupsi bukan hanya uang, tetapi lebih-lebih kemanusiaan. Adalah parah jika uang negara habis karena korupsi, tapi lebih parah lagi apabila kemanusiaan bangsa kita hancur karena bestialisasi korupsi yang menghancurkan nurani tadi.
Belum lama ini ada wacana, bagaimana jika pelaku korupsi berat dihukum mati. Betapa pun kita kurang atau tak menyetujui wacana itu, kita kiranya bisa memaklumi alasan mengapa wacana itu sampai timbul. Pelaku korupsi memang layak diganjar hukuman seberat-beratnya. Mereka tak hanya penjahat keuangan, tetapi juga penjahat kemanusiaan. Celeng adalah hama tanaman, karena itu petani membunuhnya. Korupsi hama kemanusiaan, karena itu maklum juga jika para pelakunya pernah diwacanakan dihukum mati.

Gerakan rakyat
Korupsi adalah hama bagi kemanusiaan. Karena itu, seluruh bangsa harus bersama-sama menghadapi korupsi. Tak cukup penanganan korupsi hanya diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Itulah yang kiranya terjadi dalam gerakan Anna Hazare di India, Agustus lalu. Kisan Baburao Hazare (74 tahun) mogok makan menuntut dibentuknya perundang-perundangan yang keras terhadap korupsi. Perundangan-undangan itu harus membentuk pilar-pilar yang baru, kuat, dan bebas dalam perang melawan korupsi. Dituntutnya pula agar parlemen mengesahkan undang-undang yang berani memberikan hukuman berat dan keras kepada penyuap dan pegawai pemerintahan yang suka main suap.

Dalam waktu dekat ternyata orang- orang berbondong-bondong mendukung Hazare. Tak kurang 80.000 warga bergabung dalam demonstrasi di Delhi, menyerukan agar pemerintah mengabulkan tuntutan Hazare. Mereka berteriak-teriak: Anna, Anna. Anna, artinya saudara tua, begitulah mereka menyebut Hazare.

Sebelumnya Hazare hanyalah aktivis petani. Ia mengajak warga desanya bersama-sama membangun suatu desa percontohan, di mana mereka dapat hidup saling menolong dan jujur dalam persaudaraan. Hazare sendiri hidup amat sederhana. Ia tinggal di bilik kecil, hanya ada dipan dan lemari kecil di dalamnya. Ia berusaha meresapkan ajaran Gandhi dan filsuf India, Swami Vivekanda.
Dari seorang aktivis petani, Hazare mendadak jadi pejuang nasional. Itu terjadi karena ia berjuang melawan korupsi dengan berani mogok makan 12 hari.

”Anna, hidup perjuanganmu. Kami berdiri di belakang kamu. Hidup India,” demikian teriakan orang-orang di kota-kota besar India. Pendukungnya bukan hanya kelas bawah, juga kelas menengah. Kalangan menengah ini semula apatis, tiba-tiba mereka bangkit dan menyatakan sanggup meninggalkan kenyamanan dan kepentingannya sendiri, lalu turun ke jalan, ikut berjuang melawan korupsi. Mereka tak lagi memikirkan kepentingan sendiri, tetapi kepentingan negeri India yang mereka cintai.

Demokrasi yang korup
Mengapa mendadak inisiatif Hazare menjadi gerakan Anna Hazare yang meluas di India? Jawabnya: karena masyarakat sudah jenuh, gerah, dan marah. Mereka sadar, korupsi sangat membahayakan dan bisa menghancurkan negara. Mereka tinggal menunggu kapan kejengkelan mereka bisa meledak menjadi gerakan protes nasional. Ini hanya persoalan waktu. Maka, begitu Hazare muncul, mereka pun berduyun-duyun mendukungnya. Dalam hal ini Hazare adalah simbol yang bisa menghimpun dan mendinamisasi kekesalan rakyat itu menjadi gerakan.

”Bersama-sama kami membangkitkan kepercayaan bahwa negara kami dapat menumbangkan korupsi, dan kami dapat mengusahakan perubahan undang-undang yang kami perlukan untuk melawan korupsi,” kata Hazare.

Gerakan Hazare memang bisa dituduh membahayakan demokrasi karena gerakan itu di luar parlemen dan tata peraturan yang sudah disepakati untuk kehidupan demokrasi. Akan tetapi, kalau demokrasi itu adalah demokrasi yang korup, bagaimana demokrasi itu bisa berjuang melawan korupsi? Maka rakyat sendiri akan berjuang secara langsung melawan korupsi, seperti terjadi dalam gerakan Anna Hazare. Kalau itu terjadi, janganlah buru-buru rakyat dituduh melakukan anarki terhadap demokrasi. Elite politik yang harus mawas diri, jangan-jangan gerakan rakyat adalah protes karena tiada kelihatan lagi gereget dan tanggung jawab moral pemimpin mereka melawan korupsi.
DPR baru saja memilih ketua KPK. Jangan dikira peristiwa ini tidak ditanggapi dengan sinis oleh masyarakat. Sebab, bagaimana mungkin lembaga perwakilan rakyat yang juga terkenal amat dijangkiti wabah bestialisasi korupsi itu masih mempunyai integritas moral untuk menentukan orang yang paling jujur, bersih, dan tegas sebagai ketua KPK?

Kita membutuhkan seorang ketua KPK yang berjiwa, bersikap, dan beraga seperti Anna Hazare. Akan tetapi, harap diingat, dalam kondisi bestialisasi korupsi sekarang ini, yang bisa menentukan siapakah yang layak menjadi ”Anna Hazare” bukanlah DPR, melainkan rakyat sendiri. Sayang rasanya tokoh itu belum muncul sehingga rakyat juga belum bisa menilainya. Anna Hazare, di mana kamu?

Ataukah Anna Hazare pada hakikatnya tak diperlukan karena kita sebenarnya sudah jengkel, kesal, marah, dan geram terhadap korupsi? Kalau demikian, kita tinggal menunggu lahirnya people power yang akan menumbangkan korupsi. Hanya di sini pun kita mesti waspada, janganlah people power itu dimanfaatkan Anna Hazare-Anna Hazare palsu.

Sindhunata Pemimpin Redaksi Majalah Basis

(Kompas, Senin, 5 Desember 2011)
Continue Reading | komentar (1)

Bergurulah kepada Humor Hitam




Oleh Indra Tranggono

Mau jadi pemimpin di negeri ini? Gampang! Siapkan duit banyak dan atur lobi. Lalu, jangan lupa: teruslah berlatih mengucapkan kata prihatin sefasih-fasihnya.

Strategi yang disebut terakhir ini penting. Itu karena negeri kita adalah negeri bencana, baik bencana alam, bencana politik, bencana sosial, bencana ekonomi, maupun bencana hukum. Juga bencana teknis ataupun bencana sistemik. Wujudnya bisa macam-macam: jembatan ambrol, busung lapar, konflik horizontal, pengangguran, korupsi, hingga pelayanan kesehatan dan pendidikan yang sangat buruk.

Dengan kata prihatin itulah Anda akan dapat empati publik meski setelah mengucapkan kata itu Anda tidak berbuat apa-apa. Manfaatkan masyarakat yang pemaaf dan mengidap penyakit lupa. Bahkan jika gagal mengemban tugas sosial pun, Anda jangan sekali-kali menyatakan mundur. Itu tindakan yang tidak lazim.

Anekdot berupa ”nasihat” semacam itu kini tumbuh subur di masyarakat. Kita bisa menganggapnya sekadar guyonan. Namun, sangat mungkin anekdot itu serius. Bukankah di tengah kesumpekan sosial, guyonan atau anekdot politik adalah kanal pelepasan bahkan perlawanan yang diam. Itu bukan hanya terjadi di negeri totaliter, juga di negeri yang (mengaku) demokratis.

Masyarakat kita sangat kreatif, terutama jika dalam tekanan. Kepahitan hidup mereka olah jadi humor hitam yang cerdas.

Maka, jika kebetulan Anda bagian dari penyelenggara negara, jangan sekali-kali menganggap humor hitam sebagai hiburan ketika mendengar guyonan mereka. Bisa jadi itu sindiran untuk mengukur seberapa tinggi Anda memiliki kepekaan atau rasa malu sebagai birokrat, teknokrat, wakil rakyat, dan penegak hukum.

Penggelinciran makna
Humor hitam bukan banyolan vulgar seperti dalam tayangan komedi di televisi. Humor semacam itu tak lebih dari komoditas. Humor hitam bukan barang dagangan, melainkan renungan keprihatinan yang memiliki daya kritis. Ia mengoreksi keadaan bukan dengan caci-maki, sumpah serapah yang penuh tanda seru, melainkan melalui refleksi simbolik yang subtil.

Logika yang digunakan adalah logika terbalik (negatif), semacam penggelinciran atas makna realitas yang dikontruksi negara. Humor hitam memandang bahwa negara merupakan rezim pemaknaan atas realitas yang harus dikritik. Itu karena negara bisa melakukan korupsi semantik, misalnya melalui eufemisme atau kebohongan terhadap publik, demi melanggengkan kekuasaan.

Pemimpin yang baik selalu menolak kebenaran tunggal, berbeda dengan penguasa yang selalu jadi pemborong kebenaran. Untuk itu, pemimpin yang baik selalu rendah hati membuka diri terhadap pelbagai tafsir atas realitas. Dari sana, ia mendapatkan pencerahan. Oleh karena itu pula, Soekarno, Sjahrir, Bung Hatta, Tan Malaka, dan pemimpin sejati lainnya selalu membaca karya sastra dan filsafat. Oleh karena itu, Bung Hatta dan Ali Sadikin selalu menyaksikan pementasan Bengkel Teater-nya Rendra.

Mereka adalah pemimpin yang tumbuh dalam tradisi intelektual yang kental. Bukan jenis pemimpin pop yang gemar membuat album lagu sentimentil. Mereka adalah pemimpin yang punya cita-cita ideal atas negara-bangsa. Bukan jenis pemimpin yang manja dan selalu menuntut pelayanan dari negara.

Degradasi kepemimpinan secara nasional telah melahirkan pelbagai anomali politik, sosial, ekonomi, dan hukum. Negara tidak terepresentasi secara normal (konstitusional), tetapi cenderung menjadi semacam koloni para penakluk dan petualang politik yang hanya berpikir soal kekuasaan dan pemilikan.

Membangun kesadaran
Dalam negara yang gelap dan pengap, humor-humor hitam pun muncrat dengan sangat deras. Ini terjadi seiring kurang efektifnya kritisisme pelbagai komunitas demokratik untuk mengubah keadaan. Ternyata, rezim berkuasa sangat imun terhadap kritik. Rezim punya cara jitu untuk meredam kritik, yakni membiarkan kritik itu berbiak di masyarakat. Rezim percaya kritik akan padam dengan sendirinya karena para pengkritik akan kelelahan dan putus asa. Sikap ndableg ternyata efektif dan murah untuk meredam kritik.

Humor hitam mungkin juga akan bernasib sama dengan kritik yang muncul dari kekuatan komunitas demokratik. Namun, ia akan terus membangun kesadaran sehingga akan tercipta resistensi publik atas rezim yang dipandang abai. Kepercayaan pun diam-diam menguap.
Pemimpin sejatinya mestinya mau rendah hati untuk berguru kepada humor hitam: di sana ada penilaian yang jujur atas realitas. Namun, masih adakah pemimpin sejati di negeri ini, di tengah melimpahnya tawaran kemewahan dan hedonisme?

Indra Tranggono Pemerhati Kebudayaan; Tinggal di Yogyakarta

(Kompas, Jumat, 2 Desember 2011)
Continue Reading | komentar

Tidak Bersih Sampah Dimakan


Kartun Ahmad Antawirya

SALESMAN ELECTROLUX.

Bu Joko buka pintu rumahnya yang diketok seorang tamu.
Seorang pemuda berdasi berdiri di depannya, tiba2 langsung menumpahkan sampah dan debu di ruang tamu Bu Joko.

Sebelum si ibu marah, sang pemuda langsung mengoceh dengan PD: Perkenalkan saya Budi dari Electrolux mau mendemonstrasikan alat penghisap debu dan sampah teknologi terbaru kami. Bila saya tidak bisa membersihkan sampah dan debu ini dalam waktu kurang dari sepuluh menit, saya akan jilat debunya dan makan sampahnya.

Bu Joko cuma senyum manis:"Iyo wis, mulai dimakan saja sekarang dik Budi. PLN nya mati dari pagi, baru nyala besok siang," katanya sambil ngeluyur masuk dapur.

(Wasito Djati Pribadi)
Continue Reading | komentar

Sapa Sira Sapi Siapa

Kartun Rw Mulyadi

Continue Reading | komentar

Geng Sapi Mandraguna

Kartun Jitet Koestana - KOMPAS

Continue Reading | komentar
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr Online . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger