<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Joke Ja, Jujug Saja

Joke Ja, Jujug Saja

Jitet Koestana


SEORANG eksportir menutup asuransi untuk barang-barangnya yang dikapalkannya ke Amerika. Sambil menandatangani polis asuransi, ia bertanya pada petugas asuransi.
"Bila seandainya barang-barang ini terbakar di gudang pelabuhan sebelum dikapalkan, saya dapat penggantian berapa?"
"Lima tahun penjara saja," jawab si petugas asuransi dengan tenang.

SEORANG Ketua RW diadili dengan tuduhan telah bersikap tidak sopan dan berani melawan petugas.
"Petugas...? Siapa petugas?" seru Pak RW dengan marah, "Dia itu kan Ahmad, warga saya!"

DALAM rangka perang terhadap minuman keras, seorang penimbun dan pengedar minuman keras digelandang ke meja hijau. Ia dihadapkan ke pengadilan berikut beberapa botol minuman keras sebagai barang bukti.
Untuk memeriksa apakah benar botol-botol itu berisi minuman keras yang terlarang, jaksa meninggalkan ruangan sidang. Ketika dia sudah masuk lagi, segera hakim melanjutkan persidangan.
"Bagaimana, Pak Jaksa, hasil pemeriksaan Anda?"
Jaksa langsung menjawab, "Pak Hakim, kami memerlukan beberapa botol barang bukti lagi!"


SEORANG laki-laki yang didakwa telah membunuh istrinya karena main serong dengan laki-laki lain, dibawa ke persidangan.
"Saudara Terdakwa, harap Anda jelaskan, mengapa Anda membunuh istri Anda dan bukannya membunuh laki-laki yang mengencani istri Anda?"
Dengan muka bersinar tanpa merasa berdosa sedikit pun, laki-laki itu menjawab dengan suara tenang, "Pak Hakim, menurut saya, sangat bijaksana membunuh wanita satu kali daripada membunuh seorang laki-laki setiap minggu!"


HAKIM menanyai seorang wanita yang telah sampai hati memukul suaminya dengan kursi.
"Mengapa Anda memukul suami Anda dengan kursi dan bukannya dengan meja?"
"Dengan meja? Wah... meja itu kan berat, Pak. Mana kuat saya mengangkatnya!"


SEORANG pelaut menangkap seorang pencopet dan menyerahkannya ke polisi.
"Saya mengaku bersalah, Pak. Saya mencopet dompetnya," si pencopet mengakui perbuatannya. "Hukumlah saya, Pak. Selain itu, saya mengajukan tuntutan untuk menceraikan istri saya."
"Lho, kenapa Anda menceraikan istri Anda?"
"Begini, Pak. Ketika saya buka dompet yang saya copet itu, ternyata di dalamnya ada foto-foto istri saya dalam 7 pose."


ISTRI yang ditinggal suami menuntut cerai melalui pengadilan.
"Apa alasan Anda minta cerai?"
"Suami saya telah meninggalkan saya selama 11 tahun."
"Sudah berapa lama Anda menikah?"
"Dua puluh tiga hari, Pak."


"ANDA didakwa telah memasuki pasar swalayan dan mengutil satu pak silet. Anda mengakui perbuatan itu?" tanya hakim kepada pesakitan.
"Benar, Pak Hakim. Saya mohon maaf, saya lakukan itu dalam keadaan fisik saya masih lemah setelah sakit berbulan-bulan."
"Saya kira, kalau Anda dalam keadaan sehat, Anda akan mampu merampok bank!"
"Betul juga, Pak Hakim. Memang itulah kebiasaan saya..."


"ANDA telah melakukan pencurian di rumah Nyonya Ani enam kali dalam satu minggu. Anda sudah keterlaluan sekali."
"Memang, Pak Hakim. Tetapi memang di kompleks perumahan itu, baru rumah Nyonya Ani itulah yang berisi dan dihuni."

                                                          
DOKTER Simon dan istrinya sedang berjalan-jalan di pertokoan ketika seorang wanita dengan busana mini ketat dan dandanan seronok melambai kepadanya.
"Siapa dia?" tanya istrinya curiga.
"Oh, itu. Dia adalah seseorang yang saya kenal dalam hubungan profesional."
Istrinya segera menukas, "Profesimu atau profesinya?"


"APA perbedaan pengemis dan dokter gigi?"
"Yang satu hidupnya dari tangan ke mulut, yang lain dari mulut ke tangan."


"ONGKOS cabut gigi Anda Rp60 ribu," kata drg Anna pada pasiennya.
"Masa? Saya pikir ongkosnya cuma Rp20 ribu saja."
"Normalnya memang segitu," jelas Bu Dokter, "Tapi teriakan Anda membuat dua pasien saya lari."


PAK Tua Somad datang ke dokter pribadinya.
"Gimana rasanya berumur 90 tahun?" tanya dokter kepada pasien setianya itu.
"Nggak semuanya buruklah. Saya menjalaninya sebagai suatu ritual."
"Tolong ceritakan, Pak. Mungkin ada sesuatu yang nanti bisa saya sampaikan kepada pasien lain."
"Ketika saya bangun pagi, pembantu memberi saya segelas kopi kental. Saya minum sambil baca surat kabar."
"Sesudah itu?"
"Sesudah itu," lanjut Pak Tua Somad, "Jika nama saya tidak ada di iklan duka cita, saya bangun."


KARENA obat-obatan masih juga tidak membantu penyakit imsomnia-nya, dokter menyuruh Samuel untuk menghitung dulu sebelum tidur. Hari berikutnya ia menelepon Samuel.
"Apakah Anda sudah melakukan apa yang saya sarankan?"
"Tentu saja."
"Apa yang terjadi?"
"Saya menghitung sampai hitungan ke dua puluh lima ribu."
"Lantas, Anda bisa tertidur?"
"Tidak juga," jawab Samuel, "Soalnya, tepat di hitungan itu adalah waktunya untuk bangun."


Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Majalah HumOr Online . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger