<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Kematian Akal Sehat

Kematian Akal Sehat


Catatan Redaksi:
Mulai edisi ini, kami akan memuat secara berkala atau selang-seling Kolom Prie GS. Seperti yang Anda tahu, Prie adalah sosok unik yang di dalam dirinya mengalir berbagai arus sungai talenta. Ada musik, seni rupa (kartun), teater, tulis-menulis dan public speaking. Komplet dah, pokoknya! Tapi, tampaknya Prie tak mau larut dalam silang arus sungainya sendiri. Ia memutuskan untuk mengambil prioritas. Akhirnya ia tajam meniti pilihannya di public speaking dan tulis menulis. Sebagai kolomnis Prie mampu mengusili tatanan nilai sosial-budaya yang bolong argumen dan ambigu; ia gerus daerah itu sedalam-dalamnya; seasyik-asyikanya. Ia tergolong Ice-Breaker yang hadir tepat dalam setiap kesenyapan. Juga motivator humoris yg cerdas menyiasati situasi. Selamat menikmati!



Prie GS

Di tengah ingar-bingar kontes musik itu, Adie MS, salah seorang juri mencoba tetap tenang dan hening. Dengan musikalitasnya yang tajam ia mengerti, betapa  penampil itu, seorang gitaris yang  bergaya di bawah guyuran histeria fans, menyimpan kekeliruan diam-diam. Petikan gitar anak muda itu memang cepat ( ia memang musisi berbakat karena itulah ia ada di pangung itu), tetapi telinga Adie peka menangkap kesalahan walau sekelebat. Kecepatannya masih terdengar kotor. Artinya gitaris ini butuh menaklukkan zona pelan lebih dulu sebelum ngebut di jalur cepat. Kalau dibuat lebih tegas, pernyataan Adie itu bisa berbunyi, jangan uru-buru bergaya kalau belum benar-benar ahli.
          Tentu, bahasa Adie tak selangsung itu. Ia adalah pribadi yang sopan dan elegan seperti orkestranya. Ia mengatakan dengan bahasa seorang kakak, dan yang terpenting, ia berkata sebagai seorang ahli. Tak banyak musisi mencapai kedudukan seperti yang ia capai. Tetapi, seperti yang mudah diduga dari kebiasaan kontes serupa, setiap nasihat kepada idola, apalagi kritik, cuma akan mendulang teriakan huuu... Pemujaaan, tidak di ranah agama,  ranah politik, dan ranah pangung pop, akan mendatangkan fanatisme yang sama. Ia tak butuh nasihat, hanya butuh menuruti keyakinannya sendiri.
          Adie itu tidak cuma sedang menawarkan akal sehat, tetapi juga ilmu dan nasihat. Tetapi sejarah nabi-nabi memang selalu berulang dalam berbagai versi. Tak mudah menasihati umat sendiri. Akhirnya nasihat itu lebih memilih beredar di tempat-tempat yang jauh dan hidup justru di kejauhan. Kebaya Encim Semarangan sekarang ramai dipertontonkan  di Singapura karena ia gagal hidup di kotanya sendiri. Malaysia tiba-tiba mengaku sebagai Truly Asia padahal seluruh nilai Asia hampir setengahnya ada di Indonesia.  Untuk menikmati taman-taman dan budaya jalan kaki yang nyaman, orang Indonesia harus terbang ke Eropa padahal negerinya sendiri disebut sebagai Zamrud Kathulistiwa.
          Inilah risiko kemerosotan akal  sehat itu. Jika akal sehat mulai tak dihargai, para pemilik akal akan menempuh  cara-cara yang radikal, yakni memilih sakit akal dengan sengaja. Jika sakit ini menguntungkan maka kesakitan bisa terus dilanjutkan, sakit ingatan. Lalu kematian akal dan kematian ingatan akan menjadi kewajaran. Lalu akan banyak  sekali  kehidupan yang berjalan tanpa kontrol  akal dan ingatan. Hasilnya, banyak soal-soal yang tak masuk akal menjadi biasa. Banyak kejadian  tak perlu diingat sebagai bahan pelajaran. Hasi berikutnya  akan banyak pengulangan atas kesalahan demi kesalahan yang sama. Hasil berikutnya, akan ada jenis kesibukan yang lebih sibuk mengurus soal-soal yang ada di belakang katimbang mengurus yang di depan. Utang kepada  masa silam mengunung dalam  tumpulan sehingga jangankan berpikir soal  yang depan, untuk membayar tunggakan hutang di belakang saja gagal memilki kesanggupan.  Maka mendesak: budaya akal sehat harus kembali dihidupkan!
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. Majalah HumOr Online . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger